3. Riwayat keluarga
Dr Chukumerije menjelaskan pentingnya mengetahui dan memahami riwayat medis sangatlah penting. Mempelajari risiko kesehatan keturunan dapat membantu memahami tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan kadar trigliserida yang harus dicapai.
Informasi riwayat kesehatan keluarga, meskipun tidak lengkap, dapat membantu dokter memutuskan tes skrining yang diperlukan dan kapan harus dimulai.
Baca Juga: Pakai Adat Dua Daerah, Kaesang: Persiapan Pernikahannya Sudah 100 Persen
Genetik memang tidak bisa diubah, tapi seseorang bisa berupaya mengubah perilaku tidak sehat, seperti merokok, tidak berolahraga atau aktif, dan kebiasaan makan yang buruk. Mendeteksi penyakit sejak dini berarti membantu kesehatan yang lebih baik dalam jangka panjang.
4. Peran hormon
Menurut Dr Chukumerije, pria dan wanita memiliki faktor risiko penyakit jantung yang sama, termasuk obesitas, merokok, diabetes, riwayat keluarga, dan tekanan darah tinggi.
Baca Juga: Haedar Nashir Suara Terbanyak Disusul Abdul Muti, Ini Daftar 13 Formatur PP Muhammadiyah
Dr Boden-Albala mengatakan, penyakit jantung adalah penyebab utama kematian wanita di Amerika Serikat di mana satu dari setiap luma wanita meninggal karena penyakit jantung. Wanita cenderung mengalami penyakit jantung di kemudian hari dibandingkan pria karena perbedaannya dikaitkan hilangnya estrogen selama transisi menopause.
5. Ubah faktor risiko
Dr Chukumerije mengatakan ada cara yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Misalnya, menjaga kesehatan mulut yang optimal dua menit sehari, dua kali sehari.
Luangkan waktu rileks. Sisihkan waktu untuk beberapa momen meditasi sepanjang hari, biarkan 1-3 menit pernapasan dalam untuk membantu menurunkan detak jantung selama saat-saat stres di tempat kerja atau di rumah.
Baca Juga: Meski Kalah, Ketua Umum PSSI Apresiasi Perjuangan Timnas U-20 Indonesia
Sangat penting untuk mempertahankan pola makan yang sehat untuk jantung. Ini termasuk memilih makanan kaya biji-bijian, protein rendah lemak dan banyak buah serta sayuran.
Dr Boden-Albala menambahkan, banyak faktor risiko yang dapat diubah untuk menurunkan risiko. Aktivitas fisik adalah cara yang bagus untuk mengurangi risiko seperti berjalan setiap hari, berenang atau menari adalah beberapa cara untuk mengurangi risiko.