SATUARAH.CO - Rupanya, rasa jenuh dan kebutuhan terus berebut ruang. Hal itu terjadi setelah hampir dua tahun masyarakat Indonesia terdampak pandemi Covid 19.
Hal ini terjadi pada Marni (47), pedagang kecil di lingkungan sekolah dasar. Dirinya mulai dapat menarik nafas segar setelah hampir dua tahun berdiam diri, bercampur bingung dan jenuh akibat pandemi Covid 19.
Kini Marni mulai memberanikan membuka kembali usaha kecilnya setelah sekolah dasar tempat di mana mengais rejeki mulai dilakukan belajar tatap muka.
"Hampir dua tahun, saya bingung mencari rejeki buat kebutuhan keluarga. Usaha yang dirintis sebagai tulang punggung, sebelumnya mengalami kemandegan, sekarang alhamdulillah, setelah dibuka belajar tatap muka, usaha kecil ini kembali saya buka, walau belum normal, tapi sedikit rejeki yang di dapat bisa untuk menutup kebutuhan keluarga," katanya, Kamis (30/9/21).
Hal serupa juga dialami Yudi (44), lelaki 3 anak ini juga sudah bisa menjajakan usaha kecilnya di sejumlah sekolah dasar. Yudi mengaku mulai bisa menarik nafas segar, walau usahanya terbilang masih sepi.
"Belum normal, jadi masih sepi, tapi lumayan masih ada buat memenuhi kebutuhan anak dan dapur keluarga," terangnya.
Yudi mengaku, sebelumnya harus banting setir menjadi tukang bersih-bersih di perkampungan atau perumahan komplek. Itu dilakukan hanya untuk menutupi kebutuhan keluarganya.
"Ya jadi tukang bersih-bersih, seperti nyabutin rumput halaman rumah orang, ngecat, memperbaiki genting, juga tebang pohon. Pokoknya apa saja tergantung pesanan majikan," ujarnya.
Yudi, dengan sepeda ontelnya, kini dipenuhi sejumlah barang asesoris dan main anak anak. Dirinya kini bisa berkeliling dari sekolah dari ke sekolah lain. Jika terasa masih sepi, Yudi menjajakan jualannya ke perkampungan.✓
Artikel Terkait
Netty Ingatkan Pemerintah Agar Mengkaji Ulang Kebijakan PTM Terbatas
TP PKK Kabupaten Cirebon Juara Bazar Online Jabar
Menpora Bakal Jadikan Pesantren Pusat Ekonomi Kerakyatan