Gelar Open House dan Halal Bihalal, BPP HIPMI Launching Akademi UMKM

photo author
- Selasa, 9 Mei 2023 | 19:23 WIB

SATUARAH.CO - Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bidang UMKM dan Koperasi menyelenggarakan Open House yang dirangkaikan dengan acara Halal Bihalal dan Launching Akademi UMKM di Jakarta, Senin (8/5/23).

Ketua Umum BPP HIPMI, Akbar Himawan Buchari menyampaikan, perekonomian Indonesia saat ini menghadapi berbagai perubahan yang cepat dan fundamental, sehingga perlu didorong kondisi perekonomian yang lebih stabil di tengah bayang-bayang ancaman resesi global, salah satunya dengan peningkatan aktivitas dunia usaha dan menjaga stabilitas ekonomi melalui penguatan UMKM.

“Salah satu sektor yang sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 merupakan UMKM yang juga mengakibatkan turunnya perekonomian nasional. Hal dipahami karena UMKM mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional," kata Akbar yang disapa AHB panggilan Ketua Umum BPP HIPMI, Selasa (9/5/23).

Ketua Bidang UMKM dan Koperasi BPP HIPMI, Tri Febrianto menambahkan, UMKM memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia terutama ketika terjadi krisis, seperti krisis moneter tahun 1998.

UMKM dapat melewati masa-masa sulit tersebut. UMKM adalah bagian dari perekonomian Indonesia yang mandiri dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga dengan hal tersebut Bidang UMKM dan Koperasi BPP HIPMI melakukan Launching Akademi UMKM.

“UMKM ini memiliki beberapa peran terhadap perekonomian Indonesia yakni sebagai sarana mengentaskan kemiskinan dan pemerataan tingkat ekonomi rakyat kecil," tuturnya.

Buyung panggilan akrab Tri Febrianto menyampaikan tujuan Launching Akademi UMKM salah satunya untuk meningkatkan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Karena jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa dari lebih 250 juta penduduk Indonesia, hanya sekitar 3.47 persen atau sekitar 9 juta orang yang menjadi pelaku wirausaha.

Sedangkan idealnya, untuk menjamin suatu negara berekonomi maju dengan serapan tenaga kerja yang baik dibutuhkan 2 persen. Bahkan Bank Dunia mematok angka 4 persen.

“Angka ini masih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mencapai 8,5 persen Malaysia dan Thailand juga sudah mencapai 4,5 persen," ungkap Buyung.

Menurut Alumni Universitas Hasanuddin, upaya meningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha muda Indonesia adalah kebutuhan yang mendesak bagi kelangsungan dan kemajuan pembangunan ekonomi Indonesia. Wirausaha muda yang bergerak dalam sektor UMKM memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan produk domestik bruto (PDB), menyerap angkatan kerja dan menghimpun investasi di Indonesia.

“Meningkatkan jumlah dan kualitas wirausaha muda Indonesia adalah kebutuhan mendesak bagi kelangsungan dan kemajuan ekonomi Indonesia," tutupnya. √

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X