Inovasi Ekonomi Pesisir untuk Kemandirian Sambas, PSPP UMJ Pamerkan Produk Desa Binaan Di ISEF 2025

photo author
- Selasa, 14 Oktober 2025 | 20:11 WIB

SATUARAH.CO - Pusat Studi Perbatasan dan Pesisir (PSPP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menegaskan komitmennya dalam peningkatan ekonomi masyarakat pesisir di ajang Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025.


Dalam pameran ekonomi syariah terbesar di Indonesia ini, PSPP memamerkan produk unggulan dari desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Produk binaan PSPP UMJ yang dipamerkan di hall Jawara Ekspor (Jaringan Wirausaha Syariah Mendorong Ekspor) merupakan hasil kegiatan pilot project Desa Berdikari, bekerjasama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia.
Melalui riset terapan, PSPP bersama masyarakat Desa Sebubus telah mengembangkan berbagai inovasi produk yang bernilai ekonomi, mulai dari garam rakyat hingga produk olahan ubur-ubur yang unik dan khas daerah.

Produk-produk yang dipamerkan di ISEF 2025 antara lain garam kristal alami, ubur-ubur asin (salted jellyfish), keripik ubur-ubur, gelatin ubur-ubur, dan berbagai turunan produk kelautan lainnya seperti terasi udang dan serundeng kepah.

Inovasi ini selain menunjukkan potensi sumber daya laut Sambas yang melimpah, juga bagaimana riset dan teknologi dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil laut.

Baca Juga: Pelayanan Penumpang Kapal KM Dobonsolo, Polri Hadir untuk Masyarakat

Kepala PSPP, Dr. Endang Rudiatin dalam penutupan ISEF 2025 mengatakan, Pilot Project Desa Berdikari yang berjalan sejak 2022 menargetkan dapat memberikankan solusi atas persoalan kesejahteraan, sosial-ekonomi di wilayah perbatasan dan pesisir.

"Produk-produk yang kami tampilkan di ISEF 2025 merupakan buah karya dari serangkaian pelatihan Kewirausahaan dalam konsep syariah dan pendampingan intensif pada kelompok usaha termasuk perempuan. Kami mengajak masyarakat meyakini ilmu pengetahuan bisa menjadi jembatan menuju kesejahteraan,” kata Endang, kepada wartawan, Selasa (14/10/25).

Pengolahan ubur-ubur selama ini menjadi harapan masyarakat Sambas sebagai pendapatan utama.

“Ubur-ubur merupakan sumber daya lokal yang selama ini kurang dimanfaatkan secara optimal. Berbasis riset terapan dan pelatihan teknologi pasca-panen, kami membantu masyarakat mengolah ubur-ubur menjadi produk yang tahan lama, aman, dan bernilai tinggi di pasar domestik maupun ekspor. Potensi ubur-ubur Sambas ini sangat besar untuk dikembangkan menjadi industri komunitas,” jelasnya.

Baca Juga: Wakil Wali Kota Bekasi: MBG Investasi Masa Depan Emas, Pemkot Bekasi Dukung Penuh

PSPP UMJ melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, kelompok nelayan, dan pelaku UMKM lokal, untuk memastikan transfer pengetahuan dan teknologi berjalan secara efektif.

“Kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mendampingi masyarakat hingga mampu memproduksi dan memasarkan produknya sendiri. Diharapkan Desa Sebubus dapat menjadi model Desa Berdikari, yang mandiri secara ekonomi, berdampak kepada keberlangsungan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tambah Endang.

Model pemberdayaan ini, desa tidak hanya menjadi penerima manfaat, tetapi juga aktor utama dalam proses pembangunan ekonomi. Proses ini menggabungkan nilai-nilai syariah, kemandirian berbasis sumberdaya dan inovasi lokal, juga membangun ekosistem ekonomi pesisir yang berkelanjutan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Budhie

Tags

Rekomendasi

Terkini

X