Kolonialisme tidak hanya dari VOC Belanda, pada tahun 1811 Inggris mengambil alih kekuasaan, dan akhirnya Bekasi menjadi bagian dari Pemerintahan Inggris di teritorial Pulau Jawa.
Sejarah Gedung Juang Bekasi
Romantisme sejarah Gedung Juang Bekasi menarik untuk kita telusuri karena bangunan megah yang dibangun pada era kolonial itu kini menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bekasi terhadap penjajah di masa lalu.
Jangan heran kalau kota Bekasi dijuluki sebagai "Kota Patriot".
Kronologi sejarah gedung itu pada era kolonial Belanda bernama Landhuis Tamboen yang dibangun pada awal abad ke-20 oleh keluarga Khouw Van Tamboen.
Pembangunannya berjalan dengan dua tahap, tahap pertama 1906 dan tahap selanjutnya 1910.
Ketika Belanda tidak lagi berkuasa di kota Bekasi, seorang Pengusaha keturunan Tionghoa bernama Kuow Oen Huy mengusai gedung tersebut hingga tahun 1942.
Baca Juga: Prabowo Unggah Momen Nonton Timnas Indonesia vs Australia, Beri Dukungan Moril
Akibat strategi perang dan desakan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya gedung itu menjadi front pertahanan Bekasi -Jakarta dan dijadikan pusat kekuatan pasukan TNI di teritorial Bekasi dan Cibarusah.
Sayangnya tidak berlangsung lama, tahun 1943 gedung tersebut dikuasai tentara Jepang dan dijadikan sebagai pusat pertahanan militernya.
Berkat perjuangan Komite Nasional Indonesia (KNI) tahun 1945 gedung tersebut dikuasai dan beralih fungsi menjadi kantor Kabupaten Jatinegara sekaligus sebagai pusat komando rakyat Indonesia dalam menghadapi tentara sekutu.
Kemendikbud melalui situs resminya menjelaskan, gedung ini pernah pindah tangan ke tentara Belanda tepatnya ketika Agresi Militer Belanda I hingga tahun 1949.
Tapi tidak lama kemudian gedung bisa direbut kembali dan difungsikan sesuai situasi dan kondisi.
Gedung ini pernah digunakan sebagai kantor DPRD II Kabupaten Bekasi dan Kampus Akademi Pembangunan Desa.
Gedung Juang Bekasi kini menjadi Museum