Temu Inovasi, Kepala BSKAP Soroti Isu Kunci Strategi Literasi

photo author
- Minggu, 3 Oktober 2021 | 10:24 WIB
Temu Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) ke-12, secara daring. (kemdikbud.go.id)
Temu Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (Inovasi) ke-12, secara daring. (kemdikbud.go.id)

Pada acara Temu Inovasi ke-12, berbagai pemangku kepentingan pendidikan di daerah turut memberikan beragam praktik inspiratif untuk memulihkan pembelajaran siswa dari dampak Covid-19.

Di Kabupaten Bulungan, Provinsi Kalimantan Utara, misalnya, pemerintah mendukung pemulihan pembelajaran dengan fokus kepada kompetensi literasi, numerasi, dan karakter siswa.

Pemerintah daerah pun juga membuat strategi untuk pemulihan pembelajaran. Di sana, fokus pemulihan pembelajaran menjadi kebijakan prioritas utama intervensi program pendidikan satu tahun ke depan pada tahun 2022.

“Ini pun kami lakukan dengan pembentukan Tim Teknis Program Pemulihan Pembelajaran di Disdikbud Kabupaten Bulungan yang berkoordinasi dengan Satgas Covid-19. Untuk jangka Panjang, kami memasukan literasi, numerasi, dan karakter kedalam RPJMD 2021-2026 sehingga menjadi fokus program pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Bulungan,” ujar Bupati Bulungan, Syarwani.

Baca Juga; Desa Sindangmulya Bebas Covid-19, Ini Penjelasan Selpia

Pengalaman Guru Kelas 1 SD Masehi Wee Rame di Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi NTT, Yuliana Wula Male, dalam memperkuat kualitas pendampingan orang tua turut menjadi contoh inspiratif upaya pemulihan pembelajaran.

Di daerahnya, sebagian besar orang tua atau wali siswa tidak dapat membaca sehingga meski sudah ada modul Kurikulum Khusus untuk siswa dan orang tua, mereka tetap tidak dapat mendampingi anaknya saat belajar di rumah.

“Namun kami tidak menyerah. Sekolah dengan dukungan Inovasi melakukan sosialisasi modul Kurikulum Khusus kepada orang tua siswa. Kami pun mengunjungi rumah siswa untuk memastikan orang tua, atau dengan bantuan anggota keluarga lainnya, melakukan perannya,” ucapnya.

Selain itu, Yuliana juga menginformasikan tentang pelaksanaan belajar dari rumah (BDR) di titik kumpul, dan berdiskusi dengan orang tua saat kami berpapasan di jalan demi untuk mengetahui perkembangan siswa atau bantuan apa yang mereka butuhkan.

Mendorong pemerataan akses pembelajaran bagi semua anak, tanpa terkecuali, adalah suatu bentuk upaya yang juga dapat dilakukan untuk memulihkan pembelajaran siswa. Ketua Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat Kemenag, Supriyono, mengatakan, FPMI yang beranggotakan para pendidik kreatif, fokus pada pendidikan inklusif.

Tantangan bagi anak berkebutuhan khusus, kata dia, lebih menantang di masa pandemi. “Kami terus memberikan dukungan kepada guru-guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif agar seluruh anak terlibat dalam proses pembelajaran, termasuk di masa pandemi Covid-19, Karena mewujudkan layanan yang inklusif berarti memberikan kesempatan pembelajaran yang bermakna kepada semua anak,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar, Kemendikbudristek, Sri Wahyuningsih mengatakan, upaya-upaya dari daerah yang beragam dapat menjadi inspirasi yang terbukti efektif dalam pemulihan pembelajaran. Pendidikan sesuai dengan kebutuhannya, dan sesuai karakteristik daerah harus diangkat, agar pembelajaran itu sesuai dengan daerahnya.

“Dukungan pemerintah daerah yang sudah mengeluarkan regulasi yang membantu guru dan sekolah untuk mengadakan pembelajaran di masa pandemi juga penting. Peran berbagai pihak harus dioptimalkan untuk mendampingi layanan pendidikan agar kualitas pendidikan dapat berjalan dengan baik. Dengan kolaborasi kita akan memberikan energi baru dan siap melakukan kreativitas dan inovasi membantu mengejar ketertinggalan kita,” jelas Sri Wahyuningsih.

Sri menambahkan, perlu upaya khusus dan fokus untuk mengatasi kehilangan pembelajaran yang signifikan dan siswa mengalami putus sekolah sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Dalam jangka pendek, upaya bisa dilakukan dengan berfokus pada kebutuhan pembelajaran inti siswa yang memprioritaskan tiga hal.

Pertama, kemampuan literasi dan numerasi, dan mengetahui apa yang siswa bisa dan tidak bisa lakukan. Kedua, semua guru memiliki akses ke modul kurikulum khusus, baik itu versi digital ataupun versi cetak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dudun

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:29 WIB
X