Ia menambahkan, jika kondisi pelajar hari ini mengalami degradasi moral dan krisis identitas dampak dari digitalisasi.
Kata dia, pesatnya informasi tidak dapat tercerna secara utuh mengakibatkan cacat dalam berpikir dan lunturnya identitas seorang pelajar. Hal ini sudah menjadi sesuatu yang lumrah di setiap sektor lapisan masyarakat.
“Hari ini kita betul betul dikepung oleh berbagai pertarungan jadi tidak ada lagi pilihan untuk menghindar apalagi mundur. Oleh karenanya kita membutuhkan seorang pemimpin yang mampu memikul beban dakwah, memiliki keikhlasan untuk berkorban, dan sanggup menempuh terjalnya perjalanan hidup yang entah sampai kapan berakhirnya,” ungkap Gustyar.
Melalui aktivitas kaderisasi di organisasi PII ini, pihaknya berharap akan lahir kader-kader militan dakwah, berkualitas dan produktif. Sehingga mampu menghadapi tantangan zaman. √