SATUARAH.CO - Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya kericuhan usai laga Arema vs Persebaya.
Hal ini menggambarkan masih kurangnya kesiapan panitia penyelenggara mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada laga panas seperti Arema vs Persebaya, ataupun laga-laga di Liga 1 lainnya.
Baca Juga: Anies Baswedan jadi Anggota Pemuda Pancasila, Ini Menurut Ketum Japto Soerjosumarno
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh stake holder sepak bola Indonesia. Yang pertama adalah usut tuntas kejadian kericuhan yang terjadi di Kajuruhan.
Lakukan investigasi bagaimana terjadinya kejadian seperti ini yang menjadi tragedi bagi sepak bola Indonesia. Siapa yang bersalah, apakah panitia penyelenggara sudah menjalankan SOP atau protap yang benar saat menghadapi suporter?
Baca Juga: Volume Kendaraaan Meningkat, Pelabuhan Sunda Kelapa Terapkan Auto Gate Pass System
Bagaimana juga peran fan base dalam mengingatkan masa di dalam maupun luar stadion untuk tidak bertindak anarkis? Bagaimana juga peran Federasi dalam mengantsipasi laga panas seperti ini?
Yang berikutnya adalah maksimalkan Undang-Undang Keolahragaan yang didalamnya ada pasal mengenai suporter.
Baca Juga: Hikmahbudhi Desak Polres Jakbar Segera Tahan Pelaku Premanisme
"Untuk itu, kami mendesak Menpora untuk segera membuat aturan turunan khusus tentang suporter," ujar Ketua Umum PSTI, Ignatius Indro yang didampingi Sekjen PSSI Abe Tanditasik dalam Pers rilisnya, Minggu (2/10/22).
Menurutnya, ini ditujukan untuk bisa memaksa seluruh stakeholder sepak bola Indonesia untuk terlibat melakukan edukasi kepada suporter Indonesia. Karena edukasi ini adalah tanggung jawab kita semua.
Baca Juga: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Sumut Peduli Pendidikan, Selamat Jalan Bung Hermansjah
"Kami mendesak PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 hingga Liga 3 untuk dapat melakukan pembenahan di seluruh bidang, seperti penentuan protap pengamanan dalam sebuah pertandingan, perbaikan sistem Liga, hingga pendidikan suporter sehingga memiliki satu pemikiran," imbuhnya.
"Bahwa ada hal yang lebih besar dari rivalitas atau bahkan dari sepak bola itu sendiri yakni Kemanusiaan," ucapnya. √
Artikel Terkait
Gelar Rapat UHC Undang 30 Perusahaan, Ini Harapan Wabup Subang
Gelar Baksos, Imigrasi Cilacap Berikan Sembako Ponpes Roudlotul Qur'an
Solusi Dua Negara Israel dan Palestina
Soal Kekerasan Terhadap Wartawan di Karawang, Begini Menurut Advokat Joda
Bikin Bingung Juru Parkir, Pungutan Parkir di Area Kantor dan Minimarket Bakal Diambil Alih Dishub Kab Bekasi?