SATU ARAH - Rumah ambruk yang berlokasi di Kampung Rawa Keladi, RT 002/002 Desa Sukamurni, Kecamatan Sukakarya diduga menjadi korban Pemberian Harapan Palsu (PHP).

Pasalnya, pasca ambruk rumahnya beberapa pekan lalu, meski sudah dikunjungi mulai dari Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan Sukakarya maupun Badan Amal Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Bekasi, namun, sampai saat ini sudah tidak ada lagi tindak lanjutnya.

Padahal, sebelumnya mereka mengaku akan melaporkannya kepada para pimpinan terlebih dahulu dan menjanjikan akan memberikan bantuan solusi untuk mendirikan kembali rumah ambruk itu.

Pemilik rumah ambruk, Nawin (45) mengatakan, kabar yang diterima bahwa pihak Pemerintah Desa Sukamurni sudah tidak bisa lagi membantu, dengan beberapa alasan.

"Kemarin Pak RT bilang sudah nyerah, artinya sudah tidak bisa memberikan bantuan," katan Nawin kepada satuarah.co, Minggu (26/7/2020).

Ditambahkan, ketidakpedulian pemerintah kepada keluarganya membuat dia tidak percaya lagi kepada Pemerintah. Sebab katanya, keluarganya tidak mendapat keadilan baik dari Pemerintah Desa, Kecamatan hingga Pemkab Bekasi.

"Kami sudah tidak percaya lagi, karena semuanya hanya omong kosong," keluhrnya.

Padahal diketahui, Dana Desa Sukamurni setiap tahunnya sebesar Rp. 3,4 miliar dan ada program bantuan bedah rumah dari Pemkab Bekasi. Namun, tetap saja dirinya tidak pernah diperhatikan dengan alasan rumahnya berdiri di bantaran kali yang berstatus Tanah Negara (TN) . Namun jika pegawai desa, walaupun rumahnya di tanah negara tetap mendapat program Rutilahu.

"Katanya tanah pinggir kali tidak boleh. Tapi ada oknum pegawai Desa, di tanah pinggir kali bisa dapat rutilahu," kesalnya.