'Sudah delapan staf kami yang terpapar dari pelayanan-pelayanan. Ini juga tidak menutup kemungkinan akan bertambah, apalagi masyarakat ramai yang berlalu lalang di sini," bebernya seraya mengatakan, kemungkinan pihaknya akan mengevaluasi pelayanan.
"Makanya siang ini saya akan rapat dengan para kepala bidang, karena sudah delapan staf kami yang terpapar. Tentunya pelayanan harus kita evaluasi, jangan sampai nanti ada klaster di Dinas Dukcapil," tandasnya.
Menurut Hudaya, ini tergantung kepada masyarakat, karena pada saat awal Covid-19, pelayanan ditutup buka melalui WhatsApp hanya untuk yang urgent, masyarakat mau mengerti.
"Sekarang semua mengaku urgent, semua mengaku penting. Frekwensi pekerjaan masih tidak berkurang. Ini juga akan beresiko. Apalagi dalam beberapa Minggu ini berturut-turut staf kami ada yang positif. Makanya kita akan evaluasi, apakah lapor dulu ke pimpinan. Karena memang ketentuannya kan sekarang harus Work From Home (WFH). Kalau WFH nanti pekerjaan yang masuk tidak tertangani," tukasnya.
Disinggung apakah WFH sudah dilakukan pihaknya, Hudaya mengatakan, akan diberlakukan dalam waktu dekat setelah rapat dengan para Kabid. Karena, katanya, kalau WFH praktis berkas yang masuk saat ini akan keteter (tertinggal jauh-red).
"Makanya kita harus membuat pengumuman lagi bahwa yang diproses itu hanya untuk yang mendesak seperti BPJS," pungkasnya.