SATU ARAH - Banyaknya pelanggaran yang terus dilakukan oleh pengusaha perihal penggunaan armada besar melebihi bobot yang melintas Jalan Raya Babelan, yakni melebihi batas muatan 10 ton membuat Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bekasi meradang.
Bahkan Dishub Kabupaten Bekasi akan memasang portal dan menyediakan alat timbangan portable di pintu masuk perbatasan Kota-Kabupaten Bekasi, tepatnya di Kelurahan Kebalen Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi.
"Untuk mengantisipasi pelanggaran yang terus menerus dilakukan, padahal sudah ada rambu larangan jam lintasan karena tonase yang melebihi aturan, Kita mau beli timbangan portable dan memasang portal. Mudah-mudahan dananya ada dan akan diusulkan pada APBD 2021. Tergantung dewan mengakomodir atau tidak," beber Kepala Dishub Kabupaten Bekasi Hj. Aat Barhaty Kartaatmaja, kemarin Kamis (12/11/2020).
Menanggapi hal itu, Nursin Ketua Warga Jaya Indonesia (WJI) Rayon Kecamatan Babelan mengatakan, banyak armada besar yang tidak mematuhi rambu larangan masuk area Jalan raya Babelan pada jam yang ditentukan.
Di antaranya armada milik PT. Fujisei di Desa Buni Bakti, PT Noree di Kelurahan Kebalen juga Amarmada dumptruk pengangkut tanah guna kepentingan para pengembang perumahan atau lainnya.
"Iya, miris saya melihatnya, terutama armada PT Fujisei yang seolah tidak mengindahkan rambu larangan yang dipasang oleh Dishub Kabupaten Bekasi, nanti kalau sudah terjadi peristiwa laka lantas baru pada mikir dan kaga pura pura buta matanya," tandasnya.
Nursin menambahkan, jangan sampai terjadi penghadangan di jalan raya yang menimbulkan hal anarkis ke depannya.
"Kami selaku Ormas, sementara ini sedang memantau, jika memang masih belum melek matanya tuh pengguna tronton besar, jangan salahkan kami membuat gerakan penghadangan di jalan raya nantinya," kesal Nursin, Jumat (13/11/2020).
Dia mengapresiasi Dishub Kabuoaten Bekasi yang mau memasang portal dan timbangan portabel di perbatasan Kota/Kabupaten Bekasi yakni Kelurahan Kebalen.
"Mudah-mudahan bukan hanya sebatas wacana yang cuma menyenangkan Kami dan masyarakat Babelan alias PHP," pungkas.