Baca Juga: Hadiri Sosialisasi Peran Tugas dan Fungsi BPK RI, Ini Harapan Bupati Subang
"Dalam tubuh seseorang, kurang lebih ada 40 zat gizi yang dibutuhkan, di antaranya Karbohidrat, Protein, Lemak vitamin A B C, dan lainnya. Tubuh butuh beragam dan bergizi seimbang, karena kalau kelebihan protein bisa jadi kolestrol, kelebihan karbohidrat jadi penyakit gula," ujar Rinna.
Lebih lanjut Rinna juga menjelaskan pihak-pihak terkait Desa B2SA, dan Desa B2SA ini melibatkan beberapa elemen, di antaranya, anak-anak sekolah dan TP PKK desa.
"Kenapa ada anak anak sekolah di sini, karena ingin menyosialisasikan B2SA sejak dini, dan salah satu tujuan akhir dari pembangunan adalah melahirkan generasi sehat aktif produktif. Maka dari itu kami bekerja sama dengan ibu ibu PKK. PKK hadir dalam kehidupan sehari-hari sehingga lebih efektif, nantinya selain di pekarangan rumah, juga akan ada di sekolah, agar sejak dini anak-anak mengenal tanaman, dan ada penyediaan bahan bergizi di Warung B2SA dan, akan ada nantinya Dapur B2SA yang dikelola oleh PKK dengan memanfaatkan tanaman yang ada di suatu wilayah sehingga potensi lokalnya dapat diangkat, dan hasil masakannya, bisa disalurkan ke posyandu, dan sekolah.” papar Rinna.
Sementara itu, Wakil Bupati (Wabup) Subang Agus Masykur Rosyadi mengapresiasi dan rasa terima kasihnya atas kolaborasi semua elemen di desa sehingga kegiatan tersebut dapat terselenggara.
Baca Juga: Jalin Sinergitas, Humas Kota Bekasi Kunjungi Kantor Redaksi satuarah.co
"Ini keistimewaan bagi kami, di tengah perjuangan bangkit dari pandemi, Kabupaten Subang terpilih mewakili provinsi Jawa Barat untuk pelaksanaan program Desa B2SA," ucap Wabup Subang Agus Msykur.
Agus Masykur Rosyadi menjelaskan tentang Jabong Hydro Farm yang merupakan lokasi laboratorium pertanian hidroponik di Kabupaten Subang.
"Kelompok Jabong Hydro Farm ini memang sudah lebih maju karena penggiat hidroponik, Jabong Hydro Farm merupakan Media edukasi, bukan hanya ada media tanam, di sini juga ada pengolahan tanaman tomat menjadi dodol, kami sangat menerima dengan terbuka kalau dari Bapanas bersedia memfasilitasi untuk mesin pengaduknya, karena kalau masih manual dengan tangan kemampuannya terbatas." ungkapnya.
Selain itu, Agus Masykur menyampaikan program B2SA selaras dengan komitmen Kabupaten Subang dalam pengentasan stunting, di antaranya yaitu program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) yang telah berhasil menurunkan angka stunting di Subang.
"Alhamdulillah, di tahun 2021 angka stunting di Kabupaten Subang sejumlah 2018, dan di Agustus 2022 berhasil ditekan menjadi 1846 orang. Harapannya Program Desa B2SA dapat meningkatkan kualitas gizi generasi penerus SDM Subang," pungkasnya. √