SATU ARAH - Subur (22) seorang mahasiswa Universitas Indraprasta PGRI Jakarta semester 5 Jurusan Ilmu Pendidikan Sejarah, anak ke dua dari dua bersaudara, buah hati Gunih dan alm. Pandih dengan penuh semangat membantu ibunya menggeluti jasa angkutan perahu eretan yang berada di sekitar kali kanal CBL Desa Sukamekar, Kecamatan Sukawangi.
Subur berujar, setiap kali sepulang kuliah, dirinya menggantikan tarikan perahu dari tangan ibunya, terkadang dari temannya. Diakuinya, karena memang usaha orang tuanya itu hanya mengandalkan jasa penyeberangan dengan mengais rezeki di atas perahu eretan untuk kebutuhan keluarga dan biaya kuliahnya.
"Karena bapak saya sudah tiada, maka saya selaku anak selalu berupaya membantu ibu menarik angkutan perahu agar kuliah saya tidak terputus. Jika masih ada sisa uang dari hasil usahanya itu, maka dikumpulkan untuk biaya kuliah dan biaya perawatan perahu, karena hanya satu-satunya usaha orang tua yang saya geluti," ungkap Subur tanpa rasa malu menceritakannya.
Dibeberkannya, setiap hari penarik perahu saling berganti dan terbagi menjadi tiga shift karena untuk berbagi hasil dari jasa angkutan perahu dengan temannya yang lain.
"Penghasilan setiap hari sekitar Rp 50 ribu.Perahu penyebarangan kanal CBL ini tidak ada pelanggan utama," jelasnya.
Awalnya, untuk sekali jalan atau menyeberang tiap orang dikenakan biaya sebesar Rp 1000, tapi kalau sekarang ini sudah naik menjadi Rp 2000.
Dari hasil kotor yang diperoleh, Subur hanya bisa menikmati jerih payahnya selama 3-4 jam sekitar Rp 10.000 - Rp 20.000 setiap harinya. Uang sebesar itu katanya, digunakan untuk keperluan kuliah. ✓