edukasi

Kadislitbangad Buka Seminar Iptek TNI AD 2021, Ini Katanya

Rabu, 9 Juni 2021 | 13:55 WIB
Kadislitbangad Buka Seminar Iptek TNI AD 2021, Ini Katanya


SATUARAH - Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Kadislitbangad) Brigjen TNI Terry Tresna Purnama membuka Seminar Bidang Iptek TNI AD TA 2021 dengan tema ”Pengaruh Perkembangan Teknologi Siber Terhadap Ketahanan Nasional’" di Hotel Aston Kartika Grogol, Rabu (9/6/21).





Hadir Keynote Speaker Eniya Listiani Dewi, Deputi Bidang TIEM BPPT yang diwakili Muhamad Arief dari BPPT, nara sumber Brigjen TNI Bondan Widiawan, Direktur PIIPD BSSN, Brigjen TNI Iroth Sonny Edhi, Danpussansiad, Margaretha Hanita, Dosen Ketahanan Nasional Universitas Indonesia dan Puspitasari Dosen Ketahanan Nasional Universitas Indonesia selaku moderator.





Kadislitbangad Brigjen TNI Terry Tresna Purnama dalam opening speakernya memberikan stimulus pemikiran bahwa ruang siber dalam kaitannya dengan hubungan internasional dapat menjadi sumber berbagai potensi ancaman, kerentanan, dan ketidakamanan pada tatanan internasional serta ketahanan nasional.





"Pemanfaatan ruang siber yang tidak mengenal batas-batas wilayah negara, membuat penggunaan siber oleh suatu pihak yang dapat mengakibatkan kerugian bagi pihak lain dapat dilakukan oleh aktor negara (state actor) maupun aktor bukan negara (non-state actor)," kata Terry.





Tery mengungkapkan, aktor negara sebagai aktor dalam hubungan internasional merupakan subyek interaksi antar negara-negara yang berdaulat. Selain negara sebagai aktor, terdapat aktor-aktor lain yang bukan negara, yang melalui tindakan ataupun sikapnya dapat menimbulkan pengaruh terhadap kehidupan negara maupun bangsa.





"Siber dapat menjadi salah satu faktor ancaman bagi negara disebabkan ruang lingkupnya yang dapat dimanfaatkan untuk mencuri informasi, penyebaran ide yang bersifat destruktif, maupun serangan terhadap sistem informasi di berbagai bidang, seperti data perbankan, jaringan militer, bahkan sistem pertahanan negara. Cyberspace yang bersifat global, menjadikan cyber crime sulit untuk ditentukan yuridiksinya, sebab locus delicti atau tindak pidana kejahatan yang dilakukan berada dalam dunia maya, dan dunia maya ini bersifat melewati batas-batas teritorial ataupun kedaulatan wilayah," ujarnya.









Selain itu, bentuk serangan siber yang dilakukan terdiri dari berbagai jenis bentuk serangan yang beragam terdiri dari penyerangan melalui virus, terhadap situs-situs resmi, hacker dan tindakan lainnya yang merupakan ancaman sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh lembaga pertahanan ataupun yang berwenang dalam menjaga keamanan siber nasional.


Halaman:

Tags

Terkini

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:29 WIB