edukasi

Universitas Moestopo Ikut Bicarakan Arah Baru Perdamaian Dunia dari Konflik Israel–Hamas

Selasa, 14 Oktober 2025 | 09:12 WIB

SATUARAH.CO - Pada momentum peringatan dua tahun serangan Hamas–Israel yang kembali memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Politik (PRP), bekerja sama dengan Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) dan Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES), menggelar seminar bertajuk “Refleksi Dua Tahun Serangan Israel–Hamas: Mendorong Solusi Perdamaian Berkelanjutan”.


Kegiatan berlangsung Selasa (7/10/25) di Kampus BRIN, Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo, Jakarta Selatan.

Seminar ini menghadirkan sejumlah akademisi, peneliti, dan tokoh dari berbagai institusi untuk membahas krisis kemanusiaan di Palestina dan upaya mendorong solusi perdamaian yang berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Dr. Yan Rianto, M.Eng, Kepala OR Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora BRIN menegaskan, tragedi kemanusiaan di Gaza menjadi perhatian global, termasuk bagi bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam.

Baca Juga: Lewat Ngopi Kamtibmas, Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Dengar Curhatan Buruh TKBM

“Ini tidak hanya masalah agama, tetapi juga menyangkut nilai-nilai kemanusiaan. Kita harus melakukan langkah konkret untuk mendukung saudara-saudara kita di Palestina agar perdamaian bisa terwujud,” ujarnya.

Sementara itu, Dr. H. Muhammad Saifulloh, M.Si, Rektor Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), menekankan pentingnya dukungan nyata terhadap perdamaian di kawasan tersebut.

“Sejak awal, sikap pemerintah Indonesia jelas: memberikan solusi bagi kedua negara dengan mengakui Palestina sebagai entitas merdeka. Karena kemerdekaan adalah hak setiap bangsa,” tegasnya.

Dr. H. Ryantori, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Moestopo menambahkan, konflik Palestina–Israel sudah berlangsung panjang sejak peristiwa Nakba 1948.

“Meski sejak 1947 sudah ada Resolusi 181 PBB, konflik terus berulang hingga perang terbaru Israel–Hamas pada 7 Oktober 2023,” ujarnya.

Baca Juga: Piala Dansat Brimob, Kontes Batu Nusantara di Cipinang Jadi Wadah Kebersamaan Brimob dan Masyarakat

Menurut Ryantori, meski solusi damai dua negara terus digaungkan, kenyataannya banyak warga Palestina masih menjadi pengungsi.

”Kita tahu, syarat untuk berdirinya suatu negara di antaranya ada wilayah, ada penduduk, ada pemerintahan. Bicara Palestina, pemerintahan sudah ada, penduduknya ada, tapi kebanyakan di luar yang disebut tadi refugee atau pengungsi,”

Ryantori menyarankan agar hak-hak warga Palestina yang mengungsi dipulihkan. Ia juga menyarankan agar warga Palestina yang masih berada di luar Palestina dikembalikan ke negaranya.

Halaman:

Tags

Terkini

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:29 WIB