SATUARAH.CO - Suasana berbeda tampak di aula SMAN 2 Denpasar pada Kamis (16/5/25), saat 350 siswa dan 10 guru berkumpul untuk mengikuti BMKG Goes to School.
Kegiatan edukatif ini menghadirkan tiga narasumber dari BMKG: Ketut, Ana, dan Harian, yang datang langsung untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman seputar gempabumi, tsunami, hingga pengenalan tentang dunia perkuliahan di Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG).
Antusiasme siswa terlihat sejak awal acara, banyak di antara mereka aktif bertanya dan mencatat materi yang disampaikan.
Ia tampil membawakan materi tentang gempabumi dengan cara yang ringan dan mudah dipahami. Ia mengajak para siswa membayangkan bagaimana pergerakan lempeng bumi bisa menyebabkan getaran yang kita rasakan sebagai gempa.
Letak Bali memang strategis tapi rawan gempa karena ada pertemuan lempeng di selatan dan keberadaan back arc trust di selatan.
Baca Juga: Mau Beli iPad? Simak Perbedaan Seri iPad Air dan iPad Pro yang Perlu Anda Ketahui!
Ia juga menekankan pentingnya agar tidak panik saat terjadi gempa, melainkan segera melakukan langkah penyelamatan seperti drop, cover, and hold on.
Suasana semakin hidup ketika para siswa mulai menceritakan pengalaman mereka saat merasakan gempa sebelumnya, dan Ana pun menjawab pertanyaan demi pertanyaan dengan penuh kesabaran dan semangat.
Sementara itu, Haritz yang membahas tentang tsunami, khususnya yang berpotensi terjadi di wilayah Bali. Ia membuka dengan mengingatkan bahwa meskipun Bali terkenal dengan pantainya yang indah, daerah pesisir juga memiliki risiko yang tinggi saat terjadi gempa bawah laut.
“Kalau kalian sedang di pantai dan merasakan gempa kuat atau air laut tiba-tiba surut drastis, segera lari ke tempat tinggi, jangan tunggu pengumuman,” ucapnya.
Baca Juga: Ditjen AHU Gerak Cepat! 53.579 WNI Tanpa Dokumen di Luar Negeri, Permenkum 6/2025 Jadi Solusi
Ia menjelaskan bagaimana sistem peringatan dini tsunami bekerja dan pentingnya mengenali jalur evakuasi sejak sekarang.
Penjelasannya membuat para siswa lebih sadar akan pentingnya kesiapsiagaan, terutama bagi mereka yang tinggal atau sering beraktivitas di dekat pantai.
Tidak hanya teori, kegiatan ini juga dilengkapi dengan simulasi gempabumi kuat.