edukasi

Peran Jurnalis Melawan Kolonialisme Belanda

Kamis, 30 Mei 2024 | 15:57 WIB
(kliknusantara.com)

Media ini sangat kritis terhadap pemerintahan Belanda, masalah sosial, poltik, buruh dan perdagangan serta budaya selalu menjadi pembahasan di media tersebut.

Ir. Soekarno atau yang sering disapa dengan nama Bung Karno sebelum tampil untuk membacakan teks Proklamasi, sejak masih berstatus sebagai pelajar Soekarno muda sudah menggeluti bidang jurnalistik.

Ia aktif menulis di surat kabar Oetoesan Hindia milik gurunya HOS Cokroaminoto, bahkan mendapat jabatan kehormatan di surat kabar "Fadjar Asia" sebagai anggota Dewan Redaksi.

Kemampuan Soekarno muda di bidang jurnalistik semakin cemerlang ketika ia berhasil mendirikan majalah "Soeloeh Moeda Indonesia" pada tahun 1926.

Baca Juga: BMKG Gelar Workshop Pengamatan, Pengolahan Iklim dan kualitas Udara Tahun 2024

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Pepatah ini menggambarkan kedekatan antara anak didik dengan gurunya, kedekatan ideologis antara guru dan anak didiknya.

Menjadi anak didik dari HOS Tjokroaminoto selama bertahun-tahun, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo tidak hanya mendapatkan ilmu tentang keislaman dan politik. Jurnalistik juga ia tekuni semasa masih menjadi "anak kos" bersama Soekarno dan Semaun di rumah kediaman HOS Tjokroaminoto.

Pandai berpidato, cakap dalam berkomunikasi dan terampil dalam hal tulis-menulis menjadikan dirinya diangkat sebagai Sekretaris pribadinya.

Seperti halnya Soekarno, Sekarmaji muda juga bekerja dan aktif menulis di surat kabar Fadjar Asia. Uniknya ketika mereka masih menjadi anak kos, selain belajar dan bermain bersama ketiganya juga saling meledek, bercanda dan tertawa cekikikan di saat latihan berpidato.

Dan masih banyak lagi contoh figur tokoh-tokoh muda lndonesia yang berjuang melawan kolonialisme Belanda yang pada awalnya berprofesi sebagai wartawan. Misalnya Semaun, Tan Malaka, Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, Wage Rebo Supratman, Mohammad Hatta dan lain-lain.

Sikap yang tegas, berintegritas tinggi, mahir dalam ilmu jurnalis dan kritis terhadap masalah kebangsaan, menjadi catatan penting bagi saya sebagai penulis.

Gagasan, pemikiran dan ideologi dari para pendiri (founding fathers) negara kita pasti masih mengalir dalam hati sanubari bagi setiap warga negara lndonesia yang memahami Nilai-nilai Dasar Negara/Pancasila dan UUD 1945.

"Jika engkau ingin menjadi pemimpin besar, menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator". Adalah kalimat bijak dan sangat inspiratif dari Mahaguru HOS Tjokroaminoto. √ *) Divisi Pendidikan Yayasan Pundi Amal Abadi Indonesia.

Halaman:

Tags

Terkini

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:29 WIB