SATUARAH.CO - Sebanyak 15 siswa TK Merpati beserta 4 guru pendamping melakukan kunjungan edukatif ke Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan para siswa mengenai cuaca, gempabumi, dan tsunami.
Melalui kunjungan ini, para siswa diajak menjelajahi berbagai fasilitas yang ada di BMKG.
Salah satu pengalaman yang paling berkesan adalah saat mereka mencoba simulator gempabumi. Dalam bimbingan tim teknis dari Direktorat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu, para siswa tampak antusias mempraktikkan langsung bagaimana cara melindungi diri ketika terjadi gempabumi.
Tak hanya itu, para siswa juga mengunjungi Museum Geofisika, di mana mereka diperkenalkan pada berbagai alat seismologi bersejarah, termasuk seismograf yang telah berusia lebih dari seratus tahun.
Para siswa melanjutkan kegiatan dengan berkunjung ke Taman Alat Meteorologi. Di lokasi ini, mereka dikenalkan sekaligus mendapatkan penjelasan mengenai berbagai alat pengukur cuaca, seperti Sangkar Meteorologi, Evaporimeter, Campbell Stokes, dan alat-alat lainnya yang digunakan dalam pengamatan cuaca dan iklim.
Kegiatan ini, dilanjutkan di Ruang Media Center, tempat para siswa mendapatkan penjelasan menarik seputar cuaca dari Siskaria, M.Si.
Baca Juga: Ketum LAMI Bakal Pasang Badan Bela Bupati Bekasi, Terkait Pengangkatan Dirus Perumda Tirta Bhagasasi
Melalui pemaparannya, Siskaria menyampaikan pesan edukatif dengan bahasa yang mudah dipahami. “Kalau sedang terjadi hujan petir, adik-adik jangan main handphone ya, karena itu berbahaya," kata Siska, Rabu (23/4/25).
Sementara itu, materi dilanjutkan dengan penjelasan mengenai gempabumi dan tsunami yang disampaikan oleh Efa Endang, S.Si., yang berhasil memancing rasa ingin tahu para siswa melalui pemaparan interaktif.
"Kegiatan ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran dan kesiapsiagaan sejak dini terhadap bencana alam, terutama gempa dan tsunami. Selain menambah pengetahuan, kunjungan ini juga diharapkan dapat memotivasi para siswa untuk menerapkan ilmu yang mereka dapat dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Efa. √
