SATUARAH.CO – Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) belum berencana memakai asisten wasit video atau yang lebih dikenal VAR di Liga Indonesia musim depan. Ini lantaran biaya alat yang mahal.
Ketua Komite Wasit PSSI, Ahmad Riyadh mengatakan, untuk gelaran Liga Indonesia belum ada yang memakai VAR karena penganggaran alat tersebut masih dalam pembahasan.
"Belum (untuk musim depan). VAR masih penganggaran. Satu lapangan, VAR bisa Rp 80 miliar," ujar Riyadh, Kamis (17/3/2022).
Baca Juga: Terkait Kelangkaan Minyak Goreng, Mendag Lutfi Minta Maaf
Sebagai gantinya, PSSI menggunakan tambahan asisten wasit yang ditugaskan di dekat gawang masing-masing tim yang berlaga. Para wasit itu dilengkapi tongkat dan gelang yang terhubung dengan wasit tengah untuk menganulir atau mengoreksi keputusan yang kurang tepat.
Riyadh menyebut asisten wasit tambahan ini sekarang sudah diterapkan di sisa-sisa pertandingan Liga 1 musim ini.
"Liga 3, tidak ada wasit tambahan, yang ada wasit tambahan hanya di Liga 1, sambil menunggu VAR maka ditambah dua wasit, mulai kemarin tanggal 9 (Maret), pertandingan, sudah menggunakan asisten wasitnya jadi empat," kata Riyadh.
Baca Juga: Naturalisasi Emil Audero Mulyadi dan Jordy Wehrmann Masih Buntu, PSSI Menyerah
Sementara untuk antisipasi praktik pengaturan skor oleh mafia bola, Riyadh lebih memilih jalur pembinaan terhadap wasit dan klub peserta liga. Menurut pria yang juga seorang pengacara tersebut, tanpa klub yang berbuat curang tidak mungkin ada wasit yang curang.
"Jadi simbiosis mutualisme. Semuanya saling terkait. Maka kami harus berantas ini semuanya," jelas Riyadh.
Dia menambahkan, wasit di Indonesia ini, tertinggi honornya dibandingkan negara lain di Asia Tenggara. “Maka tidak ada alasan lagi kekurangan uang," ucapnya.
Baca Juga: Ombudsman: Indonesia Negara Produsen Sawit, Konsumen Menikmati Harga Minyak Goreng Mahal
Sebelumnya, Ahmad Riyadh yang juga Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim itu menantang tersangka pengaturan skor dan suap Liga 3 Zona Jatim, Bambang Suryo, untuk mengungkap nama lain yang terlibat dalam kasus tersebut.
"Justru kami dari PSSI sangat menunggu itu harus dibuka. Kalau memberantas di ujungnya saja, jadinya rugi," katanya. √